Mengenal Apa Itu Manajemen Kelas
Pengertian Manajemen Kelas
Setelah membahas kultur sekolah dan manajemen sekolah pada
blog sebelumnya. Kali ini saya akan membahas manajemen kelas. Pada pembahasan
sebelumya, kita sudah mengetahui konsep manajemen itu seperti apa. Yaitu
berasal dari kata “Management” yang dapat diartikan sebagai pengelolaan.
Seperti yang dijabarkan oleh Hasri (2009:41) bahwa Manajemen kelas adalah
ketentuan dan prosedur yang diperlukan guna menciptakan dan memelihara
lingkungan tempat terjadi kegiatan belajar dan mengajar. Manajemen kelas juga
dapat diartikan sebagai perangkat perilaku dan kegiatan guru yang diarahkan
untuk menarik perilaku siswa yang wajar, pantas, dan layak serta usaha dalam
meminimalkan gangguan. Manajemen Kelas merupakan usaha yang dilakukan oleh guru
untuk mengatur dan menata pelaksanaan kelas. Hal ini diawali dari perencanaan
kurikulum, penataan prosedur dan sumber belajar, pengaturan lingkungan kelas,
memantau kemajuan siswa, dan mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul
di kelas.
Selain itu, berdasarkan dari sumber refensi lain salah
satunya menurut Nawawi (1982:115) mengemukahan bahwa manajemen kelas adalah
kemampuan guru atau wali kelas dalam mendayagunakan potensi kelas berupa
pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah, sehingga waktu dan dana yang
tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan
kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid. Jadi, dalam
manajemen kelas para guru diberikan kesempatan yang sangat luas untuk
mengeluarkan kemampuannya dalam mengatur kegiatan kelas sesuai dengan kurikulum
dan perkembangan murid yang kreatif dan terarah. Dengan demikian terciptalah suasana
kelas yang efektif dan efisien.
Keberhasilan seorang guru dalam proses belajar mengajar tidak
hanya dipengaruhi oleh penguasaan dalam menyampaikan materi saja, namun juga pengetahuan
dalam manajemen kelas. Oleh karena itu peran guru sangat penting dalam
pendidikan. Baik buruknya pendidikan dipengaruhi bagaimana seorang guru bisa
memanifestasikan dan mengaplikasikan sumbangsihnya ke dalam lembaga formal
untuk mewujudkan kecerdasan bangsa dan cita-cita negara, sehingga antara guru
dan pendidikan merupakan satu komponen yang tidak bisa dipisahkan.
Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, ada hal yang
perlu diperhatikan oleh seorang guru. Guru hendaknya harus pandai dalam manajemen
kelas agar dalam pembelajaran berjalan secara efektif dan optimal. Adapun ruang
lingkup dari manajemen kelas terdiri atas kegiatan akademik berupa perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian pembelajaran, serta berupa kegiatan administratif
yang mencakup kegiatan prosedural dan organisasional seperti, penataan ruangan,
pengelompokan siswa dalam pembagian tugas, penegakan disiplin kelas, pengadaan
tes, pengorganisasian kelas, pencatatan kelas dan pelaporan.
Dengan manajemen kelas ini maka siswa akan termotivasi dalam
pembelajaran terutama pada manajemen suasana kelas yang pada khususnya
merupakan modal penting bagi jernihnya pikiran dalam mengikuti pelajaran, sehingga
anak akan merasa nyaman dan antusias. Dengan pembelajaran Pendidikan Agama
Islam yang kondusif dan suasana yang cenderung rekreatif, maka akan dapat mendorong
siswa untuk mengembangkan potensi kreatifitasnya.
Tujuan Manajemen Kelas
Menurut Mudasir (2011:20), tujuan manajemen kelas atau
pengelolaan adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan situasi dan
kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar.
2. Menghilangkan berbagai
hambatan belajar yang dapat menghalangi terwujudnya kegiatan belajar.
3. Menyediakan dan mengatur
fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar
sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa di kelas.
4. Membina dan membimbing
sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi dan budaya serta sifat individual.
Prinsip – Prinsip Manajemen Kelas
Menurut Muhaimin (2002:137-144), dalam manajemen kelas terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan sebagai prasyarat menciptakan satu model pembelajaran yang efektif dan efisien, yaitu sebagai berikut :
1. Prinsip Kesiapan (Readiness)
Kesiapan belajar ialah kematangan dan pertumbuhan fisik,
psikis, inteligensi, latar belakang pengalaman, hasil belajar yang baku,
motivasi, persepsi dan faktor-faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat
belajar.
2. Prinsip Motivasi (Motivation)
Motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang
menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Adanya motivasi
pada peserta didik maka akan bersungguh-sungguh menunjukkan minat, mempunyai
perhatian, dan rasa ingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan
belajar, berusaha keras dan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan
kegiatan tersebut serta terus bekerja sampai tugas-tugas tersebut
terselesaikan.
3. Prinsip Perhatian
Perhatian merupakan suatu strategi kognitif yang mencakup empat keterampilan yaitu berorientasi pada suatu masalah, meninjau sepintas isi masalah, memusatkan diri pada aspek-aspek yang relevan dan mengabaikan stimuli yang tidak relevan. Dalam proses pembelajaran perhatian merupakan faktor yang besar pengaruhnya.
4. Prinsip Persepsi
Prinsip umum yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
persepsi adalah (a) makin baik persepsi mengenai sesuatu makin mudah peserta
didik belajar mengingat sesuatu tersebut. (b) dalam pembelajaran perlu
dihindari persepsi yang salah karena hal ini akan memberikan pengertian yang
salah pula pada peserta didik tentang apa yang dipelajari (c) dalam
pembelajaran perlu diupayakan berbagai sumber belajar yang dapat mendekati
benda sesungguhnya sehingga peserta didik memperoleh persepsi yang lebih
akurat.
5. Prinsip Retensi
Retensi adalah apa yang tertinggal dan dapat diingat kembali
setelah seseorang mempelajari sesuatu. Dengan retensi membuat apa yang
dipelajari dapat bertahan atau tertinggal lebih lama dalam struktur kognitif
dan dapat diingat kembali jika diperlukan. Karena itu, retensi sangat
menentukan hasil yang diperoleh peserta didik dalam proses pembelajaran.
6. Prinsip Transfer
Transfer merupakan suatu proses dimana sesuatu yang pernah
dipelajari dapat memengaruhi proses dalam mempelajari sesuatu yang baru. Dengan
demikian, transfer berarti pengaitan pengetahuan yang sudah dipelajari dengan
pengetahuan yang baru dipelajari. Pengetahuan atau keterampilan yang diajarkan
di sekolah selalu diasumsikan atau diharapkan dapat dipakai untuk memecahkan
masalah yang dialami dalam kehidupan atau dalam pekerjaan yang akan dihadapi
kelak.
Komentar
Posting Komentar