KURIKULUM
Di blog kali ini saya akan membahas tentang kurikulum. Ketika kita mendengar kata kurikulum, apa yang langsung terlintas di pikiran para pembaca? Kurikulum memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Lalu apakah yang dimaksud dengan kurikulum sehingga dapat dikatakan hal yang penting bagi dunia pendidikan? Secara umum, kurikulum bertujuan sebagai arah untuk memperoleh tujuan pembelajaran yang sesuai. Maka dari itu, kurikulum sangat penting bagi dunia pendidikan. Bagi anda, para calon guru atau yang bergelut dalam dunia pendidikan tentu harus memahami apa itu kurikulum dan seluk beluknya. Pada pembahasan ini akan saya bahas secara satu persatu mulai dari pengertian kurikulum, fungsi kurikulum, perkembangannya di Indonesia, komponen yang ada dalam kurikulum, hingga konsep kurikulum.
Pengertian Kurikulum
Kurikulum berisi sekumpulan rencana, tujuan, dan materi pembelajaran. Termasuk cara mengajar yang akan menjadi pedoman bagi setiap pengajar supaya bisa mencapai target dan tujuan pembelajaran dengan baik. Awalnya kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu “curir” yang berarti pelari, serta “curere” yang berarti tempat berpacu. Dulu, istilah ini dipakai dalam dunia olahraga. Jadi, Kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah jarak yang mesti ditempuh seorang pelari supaya mendapat medali atau penghargaan lainnya.
Kemudian, istilah Kurikulum tersebut diadaptasi dalam dunia pendidikan. Jadi pengertian Kurikulum dalam dunia pendidikan kemudian menjadi sekumpulan mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh peserta didik supaya mendapatkan ijazah atau penghargaan.
Analogi lain yang dapat kita gunakan yaitu mengaitkan hubungan curir dengan kurir yang berarti penghubung atau seseorang yang bertugas menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Jadi bisa diibaratkan pendidikan itu sebagai paket (sekumpulan rencana pembelajaran) yang akan diantar oleh guru, nah pengantarannya itu agar cepat melalui kurikulum. Karena jika tidak melalui kurikulum, paket (sekumpulan rencana pembelajaran) yang akan diantar tidak memiliki arah yang jelas dan akan sulit mencapai tujuan pembelajaran.
Fungsi Kurikulum
1. Fungsi untuk Penyelenggara
Fungsi dalam konteks kurikulum sebagai salah satu bagian dari sistem penyelenggara pendidikan demi mewujudkan tujuan pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Fungsi Integrasi
Fungsi ini diartikan bahwa kurikulum dapat menjadi alat yang akan membentuk pribadi-pribadi peserta didik yang utuh dan berintegritas di masyarakat melalui dunia pendidikan.
b. Fungsi Persiapan
Fungsi ini diartikan bahwa kurikulum mampu memberikan modal atau persiapan bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri memasuki jenjang berikutnya, termasuk siap untuk hidup di masyarakat ketika tidak ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
c. Fungsi Penyesuaian
Maksudnya yaitu di mana kurikulum dapat melakukan adaptasi terhadap berbagai perubahan yang terjadi di lingkungan masyarakat dan cenderung dinamis.
d. Fungsi Diferensiasi
Artinya kurikulum menjadi alat pendidikan yang memperhatikan setiap pelayanan kepada peserta didiknya. Sebab setiap peserta didik memiliki perbedaan satu sama lain.
e. Fungsi Diagnostik
Maksudnya yaitu menyatakan bahwa kurikulum berfungsi untuk memahami dan mengarahkan potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik supaya dapat terus menggali dan mengasah potensi tersebut, termasuk memperbaiki kelemahan yang dimiliki.
f. Fungsi Pemilihan
Maksudnya yaitu menyatakan bahwa kurikulum memberikan fasilitas kepada peserta didik dengan cara memberikan kesempatan kepada mereka dalam memilih program pembelajaran sesuai minat dan bakat masing-masing anak.
2. Fungsi bagi Pihak Terlibat / Terkait
a. Bagi Kepala Sekolah
Kurikulum mempunyai fungsi bagi kepala sekolah sebagai manajer dan pimpinan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Kepala sekolah mempunyai tugas untuk melakukan pengelolaan pendidikan di tempatnya masing-masing, yaitu dengan cara melakukan koordinasi dan supervisi terhadap setiap pembelajaran. Apakah kurikulum diterapkan sesuai ketentuan atau tidak.
b. Bagi Guru Mata Pelajaran
Bagi setiap guru mapel, kurikulum memiliki fungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Sebab setiap pembelajaran tersebut menjadi tugas dan tanggung jawab setiap guru mata pelajaran.
c. Bagi Peserta Didik
Peserta didik merupakan target dari adanya kurikulum. Dalam proses pendidikan, peserta didik adalah pusat perhatian dari setiap pembelajaran. Maka dari itu, kurikulum berfungsi untuk menjadi acuan bagi para siswa mengenai apa saja program-program pendidikan yang harus dipelajari dan dipahami, serta apa saja target pembelajaran yang harus mereka capai di setiap jenjangnya.
d. Bagi Orang Tua atau Masyarakat
Meski tidak terlibat dalam pembelajaran secara langsung, namun orang tua mempunyai peran penting bagi keberhasilan peserta didik. Dalam hal ini mereka akan menerima hasil dari proses pembelajaran yang telah dilakukan di sekolah. Jadi capaian siswa terhadap setiap pembelajaran yang akan dilaporkan kepada orang tua juga tak lepas dari adanya kurikulum.
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Seperti pengertian kurikulum yang telah dijelaskan di atas, bahwa kurikulum juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan maupun keadaan lingkungan dan masyarakat. Sehingga kurikulum memiliki sifat dinamis, dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman. Maka dari itu, tak heran apabila di Indonesia kurikulum mengalami perubahan dari masa ke masa.
Indonesia pertama kali memakai kurikulum dengan nama Rentjana Pelajaran 1947. Di mana penekanan di dalam pembelajaran yaitu pada pembentukan karakter masyarakat Indonesia supaya menjadi manusia yang berdaulat dan merdeka. Kemudian pada tahun 1952, kurikulum tersebut disempurnakan kembali dengan tajuk Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Dalam periode ini ada perhatian khusus pada setiap guru supaya mengajarkan satu mata pelajaran saja kepada peserta didik.
Selanjutnya, pada tahun 1964 kurikulum di Indonesia kembali disempurnakan. Kali ini terdapat tambahan berupa penekanan pada program Pancawardhana (yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional, ketrampilan, serta jasman).
Perubahan kurikulum di tahun berikutnya terjadi pada tahun 1968. Di mana penekanan dititikberatkan pada pembentukan manusia Pancasila sejati yang harus dimaksimalkan di setiap lembaga pendidikan. Perubahan selanjutnya dilakukan pada tahun 1975. Pada masa perubahan ini dikenal yang namanya satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan.
Setelah perubahan tersebut di tahun-tahun berikutnya kurikulum juga banyak mengalami perubahan. Tentu saja iji terjadi karena gejolak dan berbagai hal di tengah masyarakat. Pembaharuan kurikulum selanjutnya dilakukan pada tahun 1984, 1994, 1999, 2004, 2006, dan yang terakhir adalah tahun 2013. Kurikulum 2013 yang lebih dikenal dengan istilah K13, dititikberatkan pada tiga aspek perubahan, yakni pengetahuan, ketrampilan, serta perilaku.
Pada dasarnya, ada banyak perubahan yang terjadi selama kurun waktu tersebut. Tak hanya pada proses penilaian saja, namun isi dari kurikulum juga terus diperbarui. Meski begitu, setiap perubahan tentu mempunyai harapan bahwa dunia pendidikan di Indonesia bisa menjadi semakin maju. Para peserta didik yang menjadi perhatian utama dari kurikulum pun bisa menjadi seseorang yang jauh lebih bernilai.
Komponen yang Ada Dalam Kurikulum
1. Tujuan Kurikulum
Segala sesuatu yang dikerjakan dengan sebuah perencanaan, tentu harus memiliki tujuan, begitu juga dengan kurikulum. Tanpa tujuan yang jelas, tentu apa yang telah dirumuskan tidak akan ada artinya. Pendidikan di Indonesia tentu juga mempunyai tujuan, maka dari itu, pembentukan kurikulum ditujukan demi mewujudkan ketercapaian pendidikan tersebut.
2. Strategi Pembelajaran
Untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan, strategi menjadi sangat penting. Strategi pembelajaran dapat berupa metode dan peralatan yang digunakan untuk menyampaikan pelajaran kepada para peserta didik. Strategi yang diterapkan oleh setiap negara tentu tidak sama antara satu dengan lainnya. Semua itu tergantung terhadap beberapa faktor, terutama sumber daya alam dan manusianya. Semakin kaya sumber daya alam dan semakin berkualitas sumber daya manusia di suatu negara, strategi yang diterapkan dapat lebih maksimal dan bervariasi.
3. Organisasi Kurikulum
Dalam hal ini, setiap ahli memiliki pandangan masing-masing terhadap kurikulum yang perlu diterapkan. Maka dari itu, keberagaman yang ada menjadikan bekal untuk mengorganisasikan kurikulum dengan lebih baik.
4. Evaluasi
Evaluasi ini ditujukan untuk melakukan pemeriksaan, apakah kurikulum yang telah dibuat dan diterapkan berjalan dengan lancar, sehingga efektif dan mampu mencapai tujuan dari pendidikan.
Konsep Kurikulum
1. Kurikulum sebagai sebuah substansi
Kurikulum menjadi sebuah rencana belajar bagi peserta didik di sekolah. Selain itu di dalamnya juga tercantum tujuan yang hendak dicapai dari diadakannya pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Maka dari itu, kurikulum menjadi sebuah dokumen yang mencakup substansi yang isinya berupa rumusan tujuan, bahan ajar, kegiatan dan program belajar mengajar, jadwal, serta evaluasi belajar peserta didik.
2. Kurikulum sebagai sebuah sistem
Sesuai dengan isinya, kurikulum memang ditujukan guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Maka dari itu, sistem di dalam kurikulum terdiri dari struktur personalia dan juga prosedur kerja mengenai tata cara menyusun kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi dan menyempurnakan. Dari hasil sistem ini diharapkan dapat tercapai sebuah kurikulum yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Adapun fungsi dari sistem ini yaitu supaya kurikulum yang ada tetap dinamis.
3. Kurikulum sebagai Sebuah Bidang Studi
Di mana sebagai sebuah studi, artinya kurikulum juga bertujuan untuk mengembangkan ilmu tentang kurikulum itu sendiri beserta sistemnya.
Itulah pengertian kurikulum dan berbagai hal lain tentang kurikulum dalam dunia pendidikan. Pentingnya kurikulum menjadikan setiap guru harus paham dengan berbagai aspeknya. Semoga pembahasan kali ini dapat dimengerti bagi para pembaca dan bermanfaat untuk kita semua (:
Komentar
Posting Komentar